Apa Itu Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) ?


Robot ASIMO menggunakan sensor dan algoritme kecerdasan buatan untuk menuruni tangga dan menghindari rintangan
Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial (bahasa Inggris: Artificial Intelligence) atau hanya disingkat AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”. 
Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan saraf tiruan dan robotika.
Gartner, firma riset global, menyebut 59 persen organisasi sedang mengumpulkan informasi untuk membangun kecerdasan buatan mereka sendiri. Harapannya, teknologi ini bisa meningkatkan pengambilan keputusan, pengalaman pelanggan, dan menemukan model bisnis lain. Intinya: memajukan sebuah badan. Gartner memprediksi akan lebih banyak mesin pintar, robot, kendaan mandiri, dan smart advisors.
Secara garis besar, AI terbagi ke dalam dua paham pemikiran yaitu AI Konvensional dan Kecerdasan Komputasional (CI, Computational Intelligence). AI konvensional kebanyakan melibatkan metode-metode yang sekarang diklasifiksikan sebagai pembelajaran mesin, yang ditandai dengan formalisme dan analisis statistik. Dikenal juga sebagai AI simbolis, AI logis, AI murni dan AI cara lama (GOFAI, Good Old Fashioned Artificial Intelligence). Metode-metodenya meliputi:
  1. Sistem pakar: menerapkan kapabilitas pertimbangan untuk mencapai kesimpulan. Sebuah sistem pakar dapat memproses sejumlah besar informasi yang diketahui dan menyediakan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada informasi-informasi tersebut.
  2. Petimbangan berdasar kasus
  3. Jaringan Bayesian
  4. AI berdasar tingkah laku: metode modular pada pembentukan sistem AI secara manual
Kecerdasan komputasional melibatkan pengembangan atau pembelajaran iteratif (misalnya penalaan parameter seperti dalam sistem koneksionis. Pembelajaran ini berdasarkan pada data empiris dan diasosiasikan dengan AI non-simbolis, AI yang tak teratur dan perhitungan lunak. Metode-metode pokoknya meliputi:
  1. Jaringan Saraf: sistem dengan kemampuan pengenalan pola yang sangat kuat
  2. Sistem Fuzzy: teknik-teknik untuk pertimbangan di bawah ketidakpastian, telah digunakan secara meluas dalam industri modern dan sistem kendali produk konsumen.
  3. Komputasi Evolusioner: menerapkan konsep-konsep yang terinspirasi secara biologis seperti populasi, mutasi dan “survival of the fittest” untuk menghasilkan pemecahan masalah yang lebih baik.
Metode-metode ini terutama dibagi menjadi algoritme evolusioner (misalnya algoritme genetik) dan kecerdasan berkelompok (misalnya algoritme semut)
Dengan sistem cerdas hibrid, percobaan-percobaan dibuat untuk menggabungkan kedua kelompok ini. Aturan inferensi pakar dapat dibangkitkan melalui jaringan saraf atau aturan produksi dari pembelajaran statistik seperti dalam ACT-R. Sebuah pendekatan baru yang menjanjikan disebutkan bahwa penguatan kecerdasan mencoba untuk mencapai kecerdasan buatan dalam proses pengembangan evolusioner sebagai efek samping dari penguatan kecerdasan manusia melalui teknologi.


SEJARAH
Dalam dunia teknologi, AI bukan hal baru. Keberadaannya sudah ada cukup lama hanya saja tidak kasat mata. AI sudah mulai diciptakan manusia sejak abad ke 17 oleh para ilmuwan matematika dunia. Namun gaung ketenaran teknologi tersebut baru mencuat sekitar 1950 silam. Christopher Strachey  dari University of Manchester, United Kingdom, merupakan programmer yang pertama kali menuliskan AI pada mesin Ferranti Mark I.

Mesin tersebut terdapat di dalam komputer dengan permainan naskah. Kemudian teknologi mulai dikembangkan secara luas, bahkan digunakan pada sistem pertahanan sebuah negara. Perdebatan mengenai AI memang masih tetap berlangsung. Beberapa ilmuwan menentang pernyataan kecerdasan buatan mampu mencapai titik kepintaran manusia. Namun bagi beberapa ilmuwan dunia, kecerdasan buatan bahkan bisa lebih canggih apabila terus dikembangkan.

Tahun ini beberapa kecerdasan buatan akan membuat dunia terpana. Salah satunya Apple yang memberikan pernyataan akan mengembangkan AI dan merilisnya tahun ini. Pertengahan Desember 2016 lalu laman cnet.com mengabarkan, Apple mengambil langkah besar dalam pengembangan AI. Setelah menggandeng Ruslan Salakhutdinov sebagai Carnegie Mellon Profesor in Machine Learning pada Oktober lalu, Apple juga mengumumkan beberapa kerja sama lain.

Di Indonesia, AI sudah berkembang dalam bentuk chatbot atau robot. Bots atau chatbots merupakan perangkat lunak berteknologi robot. Aplikasi tersebut mampu mewakili sebuah aktivitas obrolan. Bots memang belum populer. Namun dalam beberapa tahun ke depan platform tersebut akan menjadi tren bagi aplikasi ponsel pintar. Secara sederhana, bots atau chatbots memang tak bisa dilihat secara kasat mata.

Namun penggunaannya sebenarnya sudah lama ditanam, di antaranya dalam aktivitas komputasi melayani pemesanan pengenapan. Bots mengubah pola percakapan langsung ke dalam aplikasi. Ketika seseorang memesan kamar hotel melalui sambungan telepon, maka pihak customer service yang akan melakukan perintah pada perangkat. Dengan menggunakan bots, aktivitas tersebut bisa dilakukan melalui percakapan teks melalui asisten robot.

Bots atau chatbots tengah berkembang di Indonesia, salah satunya dalam meningkatkan layanan finansial. Perangkat lunak yang mewakili aktivitas obrolan berteknologi robot tersebut bisa ditemukan dalam aplikasi Delimabot besutan PT Finnet Indonesia. Untuk menggunakan Delimabot, pengguna harus memiliki akun Telegram terlebih dahulu. Sebab, Delimabot merupakan aplikasi mini yang terdapat di dalam Telegram.

0 Komentar